HEURISTIK
Oleh :
John Muli
Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Sejarah & Sosiologi IKIP BU Malang
A. PENGERTIAN
Menurut terminologinya, kata heuristik (heuristic)
berasal dari bahasa Yunani yaitu heuristiken yang artinya mengumpulkan atau
menemukan sumber. Yang dimaksudkan sumber atau sumber sejarah (historical
sources) adalah segalah warisan kebudayaan yang bernilai sejarah yang tersebar
dan terdifersifikasi baik berupa catatan, tradisi lisan, maupun benda-benda
peninggalan masa lalu yang dapat di gunakan sebagai bahan penelitian untuk
mencari kebenaran sejarah.
Semua sumber-sumber sejarah yang ditinggalkan manusia
baik fisik maupun non fisik, ada yang dapat ditemukan dan dikumpulkan dan ada
yang sukar ditemukan bahkan hilang. Jadi tugas para sejarahwan dalam
merenkonstruksi masa lampau itu berdasarkan sumber-sumber yang ditemukan saja.
Dengan adanya sumber sejarah dapat memberikan penjelasan tentang peristiwa
dimasa lampau. Sumber sejarah adalah bahan penulisan sejarah yang mengandung
evidensi (bukti) baik lisan/tradisi maupun tulisan. Jadi dalam menulis sejarah
harus ada sumber-sumber sejarah. ”No document no history” artinya tanpa dokumen
tidak ada sejarah”. Sumber sejarah sangat beragam karena setiap sumber mengandung
pengertian ideografis yakni kondisi mentalitas dan kondisi sosial budayanya
yang harus di intepretasikan karena memiliki spesifikasi.
B.
KLASIFIKASI SUMBER
Untuk lebih memahami dan lebih efisien dalam penulisan
sejarah, maka sumber sejarah harus di identifikasi dan diklasifikasikan. Pada
umumnya, sumber-sumber sejarah terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1.
Sumber Material atau kebendaan
(Material Sources) adalah sumber sejarah yang berupa benda yang dapat dilihat
dan dipegang. Sumber ini dibagi atas dua, yakni ; sumber tertulis : segalah
keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat fakta-fakta sejarah secara
jelas. Misalnya, dokumen, arsip, surat, dan lain lain. dan yang kedua adalah
sumber benda peninggalan, misalnya, candi, prasasti, jalan, dinding gua dan
lain-lain.
2.
Sumber Immaterial atau
Nonkebendaan (immaterial sources), merupakan sumber yang secara fisik tidak
dapat dilihat dan di pegang. Misalnya, tradisi, kepercayaan, agama dan
lain-lain.
3.
Sumber Lisan adalah segalah
keterangan yang dituturkan oleh pelaku atau saksi peristiwa yang terjadi di
masa lalu. Masalnya, cerita, anekdot, saga, balada, dan fonograf. Sumber lisan
ini dapat diperoleh melalui :
a.
Sejarah Lisan (Oral history)
yaitu penuturan secara lisan orang pertama sebagai pelaku sejarah saat
diwawancarai oleh sejarahwan. Misalnya, wawancara dengan delegasi Konfrensi
Meja Bundar (1949).
b.
Tradisi Lisan (Oral Tradition)
yaitu narasi atau cerita tentang suatu peristiwa masa lalu yang di tuturkan
secara turun temurun. Misalnya, Mitos Ny. Roro Kidul di Yogyakarta.
C. KRITIK SUMBER SEJARAH
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh sejarahwan
setelah sumber-sumber sejarah didapat dan dikumpulkan adalah kritik sumber
sejarah dengan tujuan untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber. Cara
untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber adalah melakukan kritik.
Kritik merupakan kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodelogi
sejarah guna mendapatkan objektifitas suatu kejadian (L.Gottschalk,
1956:118-171 ; J.Tosh,1985:49-64). Dengan adanya kritik ini, maka sumber
sejarah terhindar dari fantasi, manipulasi atau fabrikasi, dengan demikian
sumber sejarah dapat dipertanggungjawabkan keotentisitasnya, kredibilitas dan
integritas.
kritik sumber merupakan suatu kegiatan analisis terhadap
sumber sejarah guna mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisa atau kritik sumber dibagi
atas dua, yaitu :
1.
Kritik Ekstern (luar)
Kritik Ekstern adalah usaha untuk mendapatkan
otentisitas sumber yang mengacu pada kriteria fisik meliputi tanggal dokumen,
bahan (kertas, tinta, gambar), isi dokumen (gaya tulisan, huruf).
2.
Kritik Intern (dalam)
Kritik Intern adalah kritik yang mengacu pada
kredibilitas sumber,artinya apakah isi dokumen ini terpercaya, tidak
manipulasi, mengandung bias, dikecohkan, dan lain-lain. Kritik intern lebih
menekan pada isi teks, dan pemahaman isi teks dilihat juga latar belakang
budaya penulisnya, karena apa yang tersurat sangat berbeda dengan yang tersirat
dalam teks tersebut.
Baik kritik ekstern maupun kritik intern dalam proses
analisa tidak dapat dipisahkan. Karena kedua langkah inilah bisa didapatkan
kredibilitas, otentisitas dan validitas sumber. Dengan demikian, hasil dari
kegiatan analisis tersebut menjadi data sejarah. Data sejarah merupakan produk
ilmiah dari kegiatan analisis atau kritik sejarah yang dapat
dipertanggungjawabkan. Satu data sejarah belum bisa dikatakan sebagai fakta
sejarah, karena data sejarah tersebut harus di kolaborasikan atau didukung oleh
data-data sejarah lain. Dengan dukungan ini, maka akan menghasilkan fakta
sejarah yang mendekati kepastian atau hanya dugaan. Ataupun satu data sejarah
bisa saja dikatakan sebagai fakta sejarah, selama tidak ada pertentangan
didalamnya, hal ini dinamakan prinsip argumentum
ex silentio. Fakta sejarah merupakan data terseleksi yang berasal dari
berbagai sumber sejarah. Dalam fakta sejarah tersebut mengandung dua unsur,
yakni :
a.
Fakta mental, yaitu kondisi
yang dapat menggambarkan kemungkinan suasana alam, pikiran, pandangan hidup,
pendidikan, status sosial, perasaan, dan sikap yang mendasari penciptaan suatu
benda. Misalnya, pembuatan nekara perunggu pada zaman dahulu.
b.
Fakta Sosial, yaitu kondisi
yang dapat menggambarkan tentang suasana keadaan sosial disekitar tokoh
pencipta benda, seperti suasana zaman, keadaan lingkungan, dan sistem sosial
kemasyarakatannya. Berdasarkan hasil temuan benda-benda sejarah, maka
sejarahwan dapat memperkirakan fakta sosialnya.
Daftar Pustaka
Pranoto, W. Suhartono.2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Tamburaka, E. Rustam, Drs,Prof. 2002. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat
Sejarah, Sejarah Filsafat & IPTEK. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Mc Cullagh, Behan, C. 2010. Logic Of history , Perspektif Posmodernisme.
Lilin Persada Press. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar