PEMBELAJARAN INOVATIF
Oleh :
John Muli
(Mahasiswa
Jurusan Pendidikan sejarah & Sosiologi IKIP BU Malang)
Malang
22 Juni 2012
Ruang lingkup
Dalam kajian
ini, membahas tentang hakikat pembelajaran inovatif serta beberapa contoh
pembelajaran inovatif diantaranya pembelajaran inovatif dengan menggunakan
pendekatan CTL dan PAIKEM, serta bagaimana implementasi pembelajaran CTL dan
PAIKEM dalam proses pembelajaran yang bersifat inovatif.
Pembahasan
Hakikat
pembelajaran inovatif adalah suatu
pembelajaran yang bersifat mendidik. Pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran yang
dirancang oleh guru dengan menerapkan beberapa metode dan teknik dalam setiap
pertemuan. Artinya dalam setiap kali tatap muka guru harus menerapkan beberapa
metode sekaligus. Namun dalam penerapannya harus memperhatikan karakteristik
kompetensi dasar yang akan dicapainya, sehingga sangat dimungkinkan setiap kali
tatap muka guru menerapkan metode pembelajaran yang berbeda.
Untuk bisa melakukan
pembelajaran yang inovatif guru dituntut mempunyai wawasan yang luas dalam hal
metode pembelajaran. Jika hal ini tidak dimiliki oleh seorang guru maka
pembelajaran tidak menutup kemungkinan mengarah ke pembelajaran ”tradisional”
(ceramah, tanya jawab, diskusi). Bentuk pembelajaran inovatif diantaranya dapat
dilakukan dengan menerapkan pendekatan kontekstual, dan PAIKEM.. Kedua
pendekatan ini dalam implementasinya pada prinsipnya sama yaitu semuanya
menuntut adanya kreatifitas guru yang tinggi serta dalam pelaksanaannya
menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa.
Pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya
(Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)
Model pembelajaran inovatif CTL adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan sisswa selama proses
pembelajaran secara penuh untuk mampuh memahami materi pelajaran dengan
menghubungkan dengan kondisi lingkungan nyata, sehingga siswa termotivasi untuk
menerapkan apa yang dia pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Lankah-langkah
penerapannya adalah sbb : a) rumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dengan peserta didik, b) pilihlah materi pokok yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan dan kebutuhan anak, c)laksanakan dengan baik proses pembelajaran
dengan pendekatan inkueri, d) kembangkan sikap rasa ingin tahu peserta didk
dengan terus mengajukan beragam pertanyaan yang bersifat problematis, e)
kondisikan suasana kelas yang kondusif, f) kembangkan budaya kerjasama dalam
kelompok dan menghargai beragam pendapat , g) hadirkan beragam model sebagai
contoh pembelajaran, h) lakukan penilaian berbasis kelas, i) lakukan refleksi
akhir pertemuan.
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Evektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM)
adalah merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan dengan
menerapkan multi metode, multi media dan melibatkan multi aspek (logika,
praktika, estetika, dan etika). Oleh sebab itu dalam proses pembelajarannya
dapat memanfaatkan lingkungan sekitar, sehingga proses pembelajarannya tidak
hanya dilakukan di dalam kelas melainkan dapat juga di luar kelas (Depdiknas:
2006).
Contoh implementasi
pembelajaran CTL dan PAIKEM pada mata pelajaran Sejarah SMA, misalnya konsep
Sistem Tanam Paksa.Sistem Tanam Paksa harus dipahami
sebagai materi sejarah ekonomi. Konsep-konsep ekonomi dapat diterapkan dalam
menjelaskan materi Sisten Tanam Paksa. Misalnya konsep kapitalisme. Kapitalisme
adalah suatu paham atau ideologi yang bercirikan yaitu (1) kebebasan atau
liberal, (2) akumulasi modal yang besar (investasi), (3) persaingan, (4) profit
atau mencari keuntungan. Dalam konteks sejarah, kapitalisme memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam melatarbelakangi lahirnya kolonialisme.
Kapitalisme menjadi salah satu pendorong lahirnya imperiallisme. Dalam Sistem
Tanam Paksa sudah terjadi kapitalisasi ekonomi yang dilakukan oleh penjajah
dalam melaksanakan eksploitasi di Hindia Belanda (Indonesia). Tanaman-tanaman
ekspor mulai banyak ditanam di Hindia Belanda sehingga muncullah sebuah model
produksi pertanian yang bersifat massal yaitu perkebunan. Walaupun, perkebunan
sudah ada sejak zaman VOC, masa sebelum Tanam Paksa. Lahirnya
perkebunan-perkebunan tersebut menunjukkan adanya perubahan dalam pola produksi
pertanian, yaitu dari sistem pertanian yang berskala kecil dan tradisional
menjadi skala yang lebih besar dan massal bahkan moderen. Bagaimanakah dalam
fenomena yang muncul dalam sistem tanam paksa dapat kita kaitkan dengan
kehidupan sehari-hari ?. Ciri penting pada masa Sistem Tanam Paksa adalah
ditanamnya tanaman-tanaman ekspor, artinya tanaman-tanaman yang akan dijual di
pasar dunia. Fenomena sejarah yang bisa dilihat saat itu adalah
Indonesia sudah masuk dalam bagian jaringan perdagangan dunia bahkan
Indonesia menjadi negara yang memasok barang-barang penting bagi perdagangan
dunia. Dalam konteks sekarang kita bisa melihat sebuah fenomena perdagangan
dunia. Kapitalisme mengalami perkembangan yang begitu luas, merambah ke
berbagai belahan dunia bahkan sampai ke Indonesia. Indonesia menjadi salah
negara yang kebanjiran barang-barang ekspor. Tumbuh pusat-pusat perdagangan
besar yang mengalahkan pasar tradisional. Indonesia telah kebanjiran
barang-barang impor, mulai dari makanan hingga produk-produk teknologi. Dengan
demikian kapitalisme dunia telah memarginalk an perdagangan kecil. Fenomena
kapitalisme pada masa Sistem Tanam Paksa dan Perdagangan besar sekarang
merupakan tema yang menarik untuk didiskusikan. Pada masa Sistem Tanam Paksa
negeri kita menjadi pengekspor barang-barang produksi dalam negeri, sedangkan
pada masa sekarang Indonesia lebih banyak mengimpor daripada mengekspor. Hal
ini sudah barang tentu tidak memberikan keuntungan secara ekonomi bagi bangsa
Indonesia. Tema seperti ini dapat menjadi bahan diskusi siswa di kelas.
Pengembangan materi sebagaimana dicontohkan di atas, dapat menampilkan materi
sejarah yang bersifat kontemporer, artinya materi tersebut berkaitan dengan
isyu-isyu kekikinian yang dialami langsung oleh anak-anak. Kegiatan anak-anak
yang biasa pergi ke tempat-tempat pusat perbelanjaan dapat menjadi tema yang
menarik, ketika guru mengajarkan materi Sistem Tanam Paksa. Materi sejarah
ditampilkan tidak menjadi sesuatu yang mati. Nilai-nilai yang harus ditanamkan
kepada siswa tidak bersifat indoktrinasi dan sejarah tidak dilihat dari kaca
mata hitam putih, tetapi nilai-nilai itu tertanam setelah siswa diajak untuk
berfikir kritis dalam melihat kenyataan.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, salah satu ciri dalam
pembelajaran CTL adalah berfikir kritis dan kreatif. Kekritisan dalam diri
siswa akan timbul setelah siswa dihadapkan pada kenyataan yang merupakan
fenomena sejarah. Hendaknya dalam mengembangkan materi seperti ini siswa
diharapkan dapat menemukan sendiri nilai-nilai yang harus tertanam dalam
dirinya. Penemuan sendiri oleh siswa terhadap nilai-nilai yang dapat dikembangkan,
dalam metode pembelajaran dikenal dengan metode inquiri. Dalam metode ini
sangat menekankan proses daripada hasil. Proses yang dimaksud adalah bagaimana
proses siswa tersebut menemukan setelah melalui pengalaman belajar. Proses
menemukan merupakan hal terpenting dari hasil belajar. Misalnya setelah
didiskusikan bahwa sekarang negara Indonesia lebih banyak kebanjiran
barang-barang impor, sementara barang-barang produksinya dalam negerinya tidak
banyak dijual ke luar negeri. Sikap apakah yang harus dilakukan oleh bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan seperti ini. Sudah baang tentu banyak
pendapat yang dapat dikemukakan oleh siswa, misalnya harus mencintai produk
dalam negeri, membangun jiwa mandiri, tidak tergantung kepada orang lain,
membangun kemajuan, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Arifin, Dr. 2012. Kompetensi Guru dan Strategi Pengembangannya.
Lilin Persada Press. Yogyakarta.
Yamin, Martinis, Drs. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis
Tingkat Satuan Pendidikan. Gaung Persada Press. Jakarta.
Makalah disajikan dalam pelatihan Inovasi Pembelajaran, 14
April 2012. Pusat Pengembangan Profesi Dan Praktek Keguruan. IKIP Budi Utomo.
Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar