PENGERTIAN SEJARAH SEBAGAI
ILMU
- KONSEP DASAR SEJARAH
Dalam pengertian yang luas kata ”sejarah” mengandung
makna segalah peristiwa atau kejadian yang sifatnya sudah terjadi termasuk
berita yang faktual yang sudah terjadi. dengan demikian kita bisa membedakan
yang mana disebut sejarah bumi, sejarah manusia, yaitu berita kejadian,
bagaimana kejadiannya dan akibat apa yang di timbulkan. Sedangkan dalam arti
yang sempit, kata sejarah dipakai untuk menunjukan karakteristik perbuatan
manusia yaitu sebagai makluk sosial. Sehingga kajian sejarah adalah manusia itu
sendiri yakni subjektum-subjektum sejarah adalah manusia dan objektum-objektum
sejarah adalah perbuatan, pekerjaan atau hasil usaha manusia yang mempunyai
nilai sejarah.
Sejarah merupakan cerita hidup kita, sudah pasti dan
harus kita ketahui karena dengan mengetahui sejarah atas perbuatan-perbuatan
masa lampau tersebut kita dapat bercermin dan menilai, perbuatan-perbuatan mana
yang merupakan keberhasilan dan mana yang merupakan kegagalan, tepatlah apa
yang dikatakan filsuf china yakni confutse. confutse mengatakan bahwa ”sejarah
mendidik kita supaya bertindak bijaksana”, selanjutnya, Cicero (seorang ahli
sejarah yunani) berkata ”History ist Magistra Vitae” artinya ”sejarah
bermanfaat sebagai guru yang baik”, oleh karena itu, manusia sebagai makluk
sosial yang hidup dalam suatu lingkup negara atau bangsa mesti dan harus
mempelajari sejarahnya, karena dengan mempelajari sejarah manusia dapat mengetahui
gambaran kehidupan manusia atas peristiwa-peristiwa masa lampau, dengan
mengetahui peristiwa-peristiwa masa lampau tersebut dapat dijadikan sebagai
pedoman atau acuan dalam kehidupan masa yang akan datang, dan yang terpenting
adalah bukan hanya sekedar mengingat atau mengenang saja tetapi lebih
memaknainya dengan mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi.
Pada dasarnya sejarah itu mempelajari masa lampau, akan
tetapi sejarah tidak selalu diidentifikasikan dengan kelampauan, hanya dalam
arti umum adalah kenyataan masa lampau yang mencakup aktivitas kelampauan
manusia di masyarakat dan bersifat unik. Mengapa? Sejarah mempelajari keunikan
karena waktu dan ruang (time and space) selalu membedakan sehingga membuat
aktifitas manusia menjadi unik (A.Marwick,1971: 97-129). Yang perlu
diperhatikan disini adalah kejadian masa lampau pada waktu tertentu dan pada
tempat tertentu, disamping juga harus memperhatikan faktor-faktor alam yang
sangat mempengaruhi ruang gerak manusia dalam bertindak. Setiap peristiwa dalam
sejarah itu menyangkut tiga dimensi waktu yaitu masa lalu, masa sekarang dan
masa yang akan datang yang mengandung hubungan sebab akibat atau kausalitas
dari peristiwa-peristiwa tersebut. Oleh karena setiap peristiwa masa lampau itu
tak akan terulang kembali maka tugas sejarahwan adalah menyelidiki, menganalisa
hubungan sebab akibat atas peristiwa-peristiwa tersebut sehingga menghasilkan
suatu hipotesis, dimana kebenaran dari hipotesis itu hanya bersifat sementara,
dan hipotesis ini akan gugur apabila ditemukan data atau pembuktian yang baru.
- HAKIKAT DAN MAKNA SEJARAH
Pada hakikatnya, sejarah itu adalah ”dongeng” atau cerita
belaka, dan apa yang diceritakan di dalamnya adalah menggambarkan kehidupan
manusia tentang kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Jadi sejarah itu merupakan
peristiwa yang terjadi pada masa lampau manusia.
Secara etimologi atau asal katanya, ”sejarah” berasal
dari bahasa arab, yaitu ”Syajaratun” yang artinya : Pohon. Pohon dalam hal ini
di kaitkan atau dihubungkan dengan keturunan atau asal usul keluarga raja-raja
atau dinasti-dinasti tertentu, dimana apabila digambarkan secara skematis
silsilah keturunan atau asal usul keluarga raja akan menyerupai pohon silsilah.
Dalam perkembangannya pengertian ”sejarah” itu menimbulkan berbagai macam
pengertian yaitu ”silsilah, riwayat, tambo, ataupun tarikh”. Sisilah merupakan
daftar asal usul atau ranji keturunan. Riwayat
yang mempunyai pengertian kurang lebih sama dengan babad (bahasa jawa)
yang berarti riwayat kerajaan, riwayat bangsa, buku tahunan. Tarikh merupakan
buku tahunan, buku riwayat, dan pencatatan tanggal.
Kata sejarah dalam bahasa inggris adalah History yang
berarti masa lampau manusia. Kata history berasal dari bahasa Yunani (kata
benda yaitu ”istoria” yang berarti ilmu. Dalam kata Jerman untuk sejarah, yakni
”Geschichte” yang berasal dari kata ”geschehen” yang berarti terjadi, sedangkan
kata Geschichte mempunyai arti sesuatu yang telah terjadi. Sedangkan dalam
bahasa Belanda, kata sejarah, yaitu Geschiedenis yang berarti telah terjadi
atau penyelidikan. Dari berbagai pengertian ”sejarah” tersebut dapat di tarik
kesimpulan bahwa sejarah mencakup sebagai ilmu pengetahuan (science),
penyelidikan (inquiry), dan catatan (record) yang memiliki sifat yang aktual
dan unik karena kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau itu hanya terjadi
sekali saja dan tak akan terulang kembali.
Telah diketahui bahwa sejarah adalah peristiwa atau
kejadian yang benar-benar terjadi dimasa lampau. Dan semua peristiwa masa
lampau itu belum berarti sejarah. Peristiwa atau kejadian masa lampau itu di
sebut sejarah yang memiliki nilai ilmiah apabilah peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian masa lampau atau faktanya diberi cerita dan ceritanya harus
di susun secara sistematis dengan menggunakan persyaratan ilmiah. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang
menyelidiki peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau dan diberi
cerita, ditafsir dengan di isyaratkan oleh metode yang bebas dan teratur dalam
ketentuan yang dapat diterimah. Dan yang melaksanakan tugas penyelidikan
segalah peristiwa atau kejadian masa lampau manusia itu adalah ilmu sejarah.
Tugas utama ilmu sejarah adalah menyelidiki sebab akibat dari kejadian atau peristiwa
masa lampau, aktualitas masa lampau yang di lakukan manusia, dan menganalisanya
dalam rangka menjawab tiga segi persoalan yaitu 1) bagaimana deskripsi
peristiwanya, 2) mengapa peristiwa itu terjadi, dan 3) kemana arah peristiwa
itu terjadi selanjutnya. Dengan serangkaian kegiatan tersebut maka ilmu sejarah
memperoleh kedudukan sebagai ilmu. Mengapa? Karena segalah peristiwa sejarah
dipandang sebagai suatu permasalahan dengan cara menganalisis hubungan sebab
akibat , dirangkum sehingga dapat ditemukan hukum-hukum sejarah tertentu yang
menjadi patokan bagi terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut, sehingga hasil
penelitian ilmu sejarah dapat dijadikan sebagai norma atau acuan untuk menilai
masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.
- DEFINISI SEJARAH MENURUT PARA AHLI
1.
R. Moh. Ali, dalam ”Pengantar
Ilmu Sejarah’ mengatakan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian yang mengacu
pada:
a.
Sejumlah perubahan-perubahan,
kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar kita.
b.
Cerita tentang
perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang merupakan
realitas tersebut.
c.
Sejarah adalah ilmu yang
bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan
peristiwa-peristiwa yang merupakan realitas tersebut (R.Moh.Ali 1965: 7-8).
2.
Moh. Yamin, menurutnya sejarah
adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya dengan xcerita bertarikh sebagai hasil
penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah
lampau atau tanda-tandsa yang lain.
3.
Ibnu Khaldun (1332-1406), mengatakan
bahwa sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban
dunia ; tentang perubahan-perubahan watak manusia seperti kalhiran,
keramah-tamahan, dan solidaritas, tentang revolusi dan pemberontakan oleh
segolongan rakyat melawan golongan lain.
4.
Johan Huizinga (1872-1945),
menjelaskan bahwa sejarah adalah peristiwa masa lampau sebagai manifestasi
dalam bentuk kejiwaan dimana satu kebudayaan membuat pertanggungjawaban
mengenai masa silamnya.
5.
Prof. Bernheim, mendefinisikan
sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perbuatan manusia
dalam perkembangannya sebagai makluk sosial.
6.
Patrick Gardiner, mengatakan
bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh
manusia.
7.
Wilhelm Bauer, mengatakan
bahwa sejarah adalah ilmu yang mencoba menguraikan fenomena kehidupan yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi karena hubungan manusia
dengan masyarakat.
8.
J.V.Brice, sejarah adalah
catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan dan diperbuat oleh
manusia.
- SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH, SENI DAN ILMU.
Telah diuraiakan sebelumnya bahwa sejarah itu adalah
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Oleh karena peristiwa itu
merupakan aktualitas masa lampau, semua yang dilakukan manusia yang bersifat
faktual dan dipandang sebagai suatu peristiwa yang membawa pengaruh
perubahan-perubahan dalam tatanan kehidupan manusia sebagai makluk sosial,
sehingga semua peristiwa tersebut dijadikan objek penyelidikannya.
Peristiwa-peristiwa yang dipandang sebagai pembawa
perubahan dalam kehidupan manusia dijadikan objek penyelidikannya, dan diberi
tafsiran dalam penysusnan cerita sejarah. Sejarah sebagai kisah merupakan
sebuah cerita berupa narasi dimana penyususnan ceritanya berdasarkan pendapat seseorang
atau sejarawan atas kesan dan tafsirannya terhadap suatu peristiwa yang telah
terjadi di masa lampau (sejarah sebagai subyek). Kesan dan tafsiran seseorang
atas suatu peristiwa sejarah tetap berdasarkan jejak-jejak sejarah (sejarah
sebagai peristiwa) akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan
tafsiran karena dipengaruhi oleh sudut pandang seseorang atau sejarawan itu
sendiri.
Menurut W.H.Frwederich, bahwa sejarah merupakan suatu
ilmu dan juga sebagai seni. Sejarah mengguanakan kedua-duanya baik ilmu maupun
seni dalam menafsirkan kejadian masa lampau. sejarah sebagai seni karena dalam
penyajian sebuah informasi sejarah diperlukan suatu keahlian menulis dalam
penulisan sejarah itu sendiri. Sejarah sebagai seni sangat terikat pada unsur-unsur
keindahan yang memerlukan intuisi,
imajinasi, emosi dan emosi gaya bahasa, dalam penyajian suatu informasi
sehingga pembaca sejarah bisa tertarik dalam membaca karya sejarah tersebut.
G.J.Renier, guru besar sejarah di universitas London mengatakan bahwa penyajian
dalam oral dan tertulis merupakan bagian esensial dari kemahiran sejarawan. Dan
penulisan merupakan suatu seni. Sejarawan menguasai seni menulis, maka karyanya
dapat dikategorikan sebagai karya sastra dan karya sejarah.
Pada dasarnya sejarah adalah ilmu pengetahuan (science)
yaitu pengetahuan dari subyektif yang definitif dengan syarat metode yang bebas
dan teratur dalam ketentuan yang dapat diterimah. Sejarah sebagai ilmu
merupakan suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan menggunakan
metode yang didasarkan atas asas-asas, prosedur, dan metode serta teknik ilmiah
yang diakui oleh para pakar sejarah.
M.C.Lemon mengatakan bahwa ”sejarah itu berdasarkan
cerita pada umumnya”. Kalau demikian, bagaimana sejarah dikategorikan sebagai
ilmu pengetahuan? Untuk dapat digolongkan kedalam pengetahuan yang bersifat
ilmiah, maka suatu pengetahuan harus memenuhi kriteria atau syarat-syarat
sebagai ciri ilmu tertentu. Dengan memiliki ciri ilmiah maka pengetahuan
sejarah dapat digolongkan ke dalam ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah.
Adapun ciri-ciri ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Memiliki tujuan dan objek
sasaran tertentu ; suatu ilmu harus memiliki tujuannya sendiri, sehingga dapat
dibedakan dengan ilmu yang lain. Misalnya, Ilmu sejarah sendiri memiliki subyek
kajiannya yaitu manusia dan objek kajiannya adalah hasil perbuatan manusia
dengan tujuan untuk menyelidiki segala hasil perbuatan masa lampau manusia
dalam bentuk sintesis yang menjelaskan tiga aspek, yaitu bagaimana (deskripsi)
peristiwanya, mengapa peristiwa itu terjadi, dan kemana arah peristiwa itu
terjadi selanjutnya, sehingga ditemukan hukum-hukum sejarah yang dijadikan
norma dalam menentukan atau menilai keadaan kehidupan sekarang dan yang akan
datang.
2.
Ilmu itu harus memiliki metode
; pada umumnya yang disebut metode adalah suatu cara atau jalan untuk
mendapatkan objek dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Jadi metode
selalu erat hubungannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis,
dan tujuannya adalah untuk mendapatkan objek sebagai penelitian. Menurut
Charles Saignobos : mengatakan bahwa sejarah bukanlah suatu ilmu saja,
melainkan suatu metode. Maksud disini adalah bahwa metode sejarah dapat
diterapkan pada pokok pembahasan disiplin manapun sebagai sarana untuk
memastikan fakta.
3.
Bersifat sistematis ;setiap
ilmu harus disusun secara sistematis, sehingga pengetahuan yang dimiliki itu
mempunyai hubungan atau keterkaitan satu sama lain yang runtut atau konsisten.
4.
Bersifat empiris ; setiap ilmu
diperoleh melalui pengamatan (observasi) dan ataupun melalui percobaan
(eksperimen). Melalui suatu pengamatan (observasi) akan menghasilkan ide-ide
atau gagasan-gagasan sebagai suatu pengalaman yang kemudian diproses sehingga
menghasilkan suatu pengetahuan yang tersusun dalam suatu konsep. Konsep inilah
yang merupakan ilmu yang bersifat empiris.
5.
Bersifat rasional dan objektif
; bersifat rasional berarti semua pengetahuan itu bersumber pada akal dan pikiran
atau rasio. Jadi ilmu hanya dapat dipahami dengan menggunakan akal pikiran yang
sehat. Dalam menganalisa suatu pengetahuan harus menggunakan aturan-aturan
logika yang dapat diterimah agar tercapai pada suatu kesimpulan yang sah.
Sehingga kebenarannya dapat dikomunikasikan dan diterimah karena sesuai dengan
kenyataan yang terdapat didalam objeknya (objektif).
6.
Dapat di verifikasi ; artinya
dapat di uji kebenarannya. Dan kebenarannya harus bersifat umum artinya
meskipun kebenaran itu di uji oleh orang lain, saat waktu yang berbeda dan pada
tempat yang berbeda, harus tetap menghasilkan suatu kesimpulan yang sama.
- TUJUAN DAN MANFAAT SEJARAH
Tujuan Ilmu Sejarah.
Jika ada pertanyaan apa tujuan anda mempelajari sejarah?
Maka untuk menjawab pertanyaan tersebut ada dua hal yang menjadi tujuan kita
mempelajari sejarah, yakni :
§ Pertama : tujuan kita mempelajari sejarah adalah tidak
lain untuk memenuhi rasa ingin tahu mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau, tentang bagaimana deskripsi
peristiwanya, mengapa peristiwa itu terjadi dan bagaimana akhir dari peristiwa
itu, serta perkiraan implikasi atau dampak peristiwa tersebut terhadap
bidang-bidang kehidupan lainnya.
§ Kedua, untuk mengetahui lebih mendalam apakah sejarah itu
suatu seni atakah suatu disiplin ilmu. Prof. Charles A. Berad, dalam pidatonya
mengatakan :”Written History as an Act of Faith”, menyatakan bahwa : sejarah
sebagai disiplin ilmu dan sebagai seni kedua hal ini saling mengisi. Tetapi
yang pasti bahwa, sejarah memiliki metode yang berilmiah. Berjuta-juta fakta
sejarah dapat dipastikan secara meyakinkan baik bagi awam maupun bagi para
ahli.
Manfaat Ilmu Sejarah.
Sejarah selalu dikaitkan dengan pernyataan peristiwa atau
kejadian masa lampau. Selaku sebuah cerita, sejarah memberikan sesuatu keadaan
yang sebetulnya terjadi, berbeda dengan dongeng, yang juga berbentuk cerita,
tetapi hanya sebagai pelipur lara. Kejadian-kejadian yang muncul dalam dongeng
hanyalah merupakan hayalan penyusun cerita tersebut.
Dalam cerita sejarah, sumbernya adalah kejadian masa
lampau berdasarkan peninggalan sejarah. Peninggalan itu berupa hasil perbuatan
manusia sebagai makluk sosial.
- PENGELOMPOKAN DISIPLIN ILMU PENGETAHUAN
Berdasarkan beberapa argumentasi, ilmu pengetahuan
(Sains) dalam arti luas dibedakan atas tiga bagian, yakni :
1.
Ilmu Pengetahuan Sosial
(Social Science) atau sering disingkat IPS, dimana kelompok ilmu sosial ini
membahas hubungan antar manusia sebagai makluk sosial. Dan yang termasuk dalam
kelompok ilmu sosial ini di bagi lagi beberapa sub cabang disiplin, diantaranya
adalah psikologi, pendidikan, antropologi, etnologi, sejarah, ekonomi,
sosiologi dan sebagainya.
2.
IIlmu Pengetahuan Alam (IPA)
atau Ilmu Alamiah (Natural Science), dimana kelompok ilmu alam ini membahas
tentang alam semesta dengan segalah isinya. Dan yang termasuk dalam kelompok
ilmu alam antara lain : fisika (Physics), Kimia (Chemistry), Biologi
(Biological Science) yang masih dibagi lagi atas beberapa sub cabang yakni :
Botani, Zoologi, Morfologi, Anatomi, Fisiologi, Sitologi, Histologi, dan
Palaentologi.
3.
Ilmu Pengetahuan Bumi Dan
Antariksa yang sering disebut IPBA (Earth Science And Space) merupakan ilmu
pengetahuan yang membahas tentang bumi sebagai salah satu anggota tata surya
dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya. Yang termasuk kelompok dalam
IPBA antara lain : Geologi, Astronomi dan Geografi
Dari pengelompokan ilmu-ilmu diatas, telah kita ketahui
bahwa ilmu sejarah merupakan kelompok ilmu sosial yang mana ruang kajiannya
adalah manusia (sebagai subyek) dan hasil perbuatan manusia itu sendiri
(sebagai objek sejarah). Sejarah sangat berkaitan dengan masa lampau, sehingga
dalam mempelajari sejarah memerlukan cara berpikir yang tertentu yang disebut
dengan pemikiran historis. Cara belajar dan memahami dalam ilmu sejarah tentu
berbeda dengan cara belajar dalam ilmu lain, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa ilmu sejarah merupakan ilmu yang berdiri sendiri (otonom),
artinya ilmu sejarah sangat membutuhkan ilmu-ilmu lain untuk membantu dalam
memecahkan suatu masalah, terutama ilmu-ilmu sosial. Jelas lah, kalau ilmu
sejarah lebih dekat hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial.
Sejauh mana hubungan antara ilmu sejarah dengan ilmu-ilmu
sosial lainnya? Semua ilmu sosial mempunyai ruang kajian yang sama yakni
manusia (subjek) dan hasil perbuatan manusia (objek). Dan manusia itu sendiri
merupakan makluk sosial, makluk intelektual dan makluk budaya. Bagi ilmuwan sosial lebih menitik beratkan pada
aspek ramalan dan pengendalian, sedangkan bagi ilmuwan sejarah
peristiwa-peristiwa sejarah itu direkonstruksi secara objektif untuk mengambil
hikmahnya sebagai guru yang baik. ”history magistra vitae”. Cara pandang pada
dimensi waktu baik ilmuwan sosial maupun ilmuwan sejarah sama-sama memandang
pada dimensi waktu masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang, akan
tetapi bagi ilmuwan sosial lebih menekan pada dimensi masa kini dan dimensi
akan datang. Sedangkan ilmuwan sejarah memandang pada tiga dimensi yakni masa
lampau, masa kini dan masa yang akan datang, akan tetapi lebih menekan pada masa
lampau dan masa kini, walaupun masa yang akan datang tetap menjadi perhatian
para historian.
Semua hasil karya para ilmuwan sosial dapat digunakan
para sejarahwan untuk memberikan sumbangan dalam usaha pengertian masyarakat
manusia untuk mengembangkan kebudayaannya. Ilmu sosial jelas memperkaya
pandangan sejarah. Dan perlu diingat bahwa tanpa bantuan ilmu sosial,
penjelasan sejarah akan kering dan kurang lengkap (J.Tosh, 1985:65-92).
Semuanya akan digambarkan oleh sejarahwan bahwa manusia sebagai subjektum dan objektum sejarah mempunyai gambaran titik
singgung yang saling berhubungan antara ilmu sosial dengan ilmu sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar